Sabtu, 09 Januari 2016

KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL (KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL)




KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL
(KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL)


  1.  










Disusun Oleh :
Amelia Paraswati (13244003)
Annisa Dian Wulandari (13244005)
Sari Bulan (13244026)
Sri Agustina (13244032)


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG JURUSAN KEBIDANAN
DIV KEBIDANAN TANJUNGKARANG
2014/2015


KATA PENGANTAR



Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat-Nya makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu dan berjalan dengan baik.  Makalah  ini berupa pemgumpulan data dan referensi sehingga dapat terkumpul dan tersusun dengan baik dan bermakna.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua, serta teman-teman yang atas dukungannya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tepat waktu. 

Penulis mengharapkan agar makalah ini dapat sangat bermanfaat bagi para pembaca, terutama bagi mahasiswa kebidanan Poltekkes Tanjungkarang sehingga dapat mengerti dan memahami tentang Kegawatdaruratan Pada Maternal Dan Neonatal.







Bandar Lampung, Maret 2015

                                                                                                Penulis











DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2  Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
1.3   Tujuan .............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1         Pengertian Kegawatdaruratan .......................................................................  2
2.2         Tanda dan Gejala Kegawatdaruratan ............................................................  6
2.3         Penyebab Kegawatdaruratan .........................................................................  7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan  ......................................................................................................  10
3.2 Saran .................................................................................................................  10
DAFTAR PUSTAKA                                                                    














BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Perdarahan yang mengancam nyawa selama kehamilan dan dekat cukup bulan meliputi perdarahan yang terjadi pada minggu awal kehamilan (abortus, mola hidatidosa, kista vasikuler, kehamilan ekstrauteri/ ektopik) dan perdarahan pada minggu akhir kehamilan dan mendekati cukup bulan (plasenta previa, solusio plasenta, ruptur uteri, perdarahan persalinan per vagina setelah seksio sesarea, retensio plasentae/ plasenta inkomplet), perdarahan pasca persalinan, hematoma, dan koagulopati obstetri.
Setiap bayi baru lahir akan mengalami bahaya jiwa saat proses kelahirannya. Ancaman jiwa berupa kamatian tidak dapat diduga secara pasti walaupun denagn bantuan alat-alat medis modern sekalipun,sering kali memberikan gambaran berbeda tergadap kondisi bayi saat lahir.
Oleh karena itu kemauan dan keterampilan tenaga medis yang menangani kelahiran bayi mutlak sangat dibutuhkan, tetapi tadak semua tenaga medis memiliki kemampuan dan keterampilan standart, dalam melakukan resusitasi pada bayi baru lahir yang dapat dihandalkan, walaupun mereka itu memiliki latar belakang pendidikan sebagai profesional ahli.

1.2  Rumusan Masalah
1.2.1     Apa yang dimaksud dengan kegawatdaruratan?
1.2.2     Apa saja yang menjadi tanda dan gejala pada kegawatdaruratan?
1.2.3     Apa yng menjadi penyebab kegawatdaruratan?

1.3  Tujuan
1.3.1     Untuk mengetahui pengertian dari kegawatdaruratan.
1.3.2     Untuk mengetahui tanda dan gejala kegawatdaruratan.
1.3.3     Untuk mengetahui penyebab kegawatdaruratan.





BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Pengertian kegawatdaruratan
Kegawatdaruratan adalah kejadian tidak terduga yang memerlukan tindakan segera.  Lebih lengkapnya konsep kegawatdaruratan adalah suatu kondisi dimana seseorang membutuhkan pertolongan dengan segera untuk mempertahankan hidup dan mengurangi resiko kematian dan kecacatan.  Kegawatdaruratan dapat terjadi baik pada penanganan obstetric maupun neonatal. 
Prinsip pada penanganan penderita gawat darurat harus cepat dan tepat serta harus dilakukan segera oleh setiap orang yang pertama menemukan/mengetahui (orang awam, perawat, para medis, dokter), baik didalam maupun diluar rumah sakit karena kejadian ini dapat terjadi setiap saat dan menimpa siapa saja.  Gawat darurat dibagi atas beberapa jenis.  Jenis-jenisnya antra lain :
(1)   Gawat Darurat
Pasien yang tiba-tiba dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya dan atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapatkan pertolongan secepatnya.  Bisanya di lambangkan dengan label merah.  Misalnya AMI (Acut Miocart Infac).

(2)   Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat.  Bisanya di lambangkan dengan label Biru.  Misalnya pasien dengan Ca stadium akhir.

(3). Tidak gawat tapi darurat
Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya.  Bisanya di lambangkan dengan label kuning.  Misalnya : pasien Vulnus Lateratum tanpa pendarahan.


(4). Tidak gawat darurat
Pasien yang tidak mengalami kegawatan dan kedaruratan.  Bisanya di lambangkan dengan label hijau.  Misalnya : pasien batuk, pilek.

Dalam kegawatdaruratan terdapat istilah yang disebut triage.  Triage adalah suatusistem seleksi pasien yang menjamin supaya tidak ada pasien yang tidak mendapatkan perawatan medis.  Tujuan triage ini adalah agar pasien mendapatkan prioritas pelayanan sesuai dengan tingkat kegawatannya.  Pemberian label dalam triage meliputi :
a)      Merah : Untuk kasus-kasus gawat darurat
b)      Kuning : Untuk kasus gawat tidak darurat atau darurat tidak gawat
c)      Hijau : Untuk kasus-kasus tidak gawat tidak darurat/ringan
d)     Hitam : Untuk kasus DOA (datang dalam keadaan sudah meninggal).

Dalam pelaksanaanya, triage memiliki beberpa asistem yang biasa digunakan oleh pelayanan kesehatan untuk menanggulangi kegawatdaruratan.  Sistem-sistem tersebut adalah sebagai berikut.
1.      Spot check
25% UGD menggunakan sistem ini, perawat mengkaji dan mengklasifikasikan pasien dalam waktu 2-3 menit. Sisten ini memungkinkan identifikasi segera.

2.      Komprehensif
Merupakan triase dasar yang standart digunakan dan didukung oleh ENA (Emergenci Nurse Association) yang meliputi:
ü  A (Airway)
ü  B (Breathing)
ü  C (Circulation)
ü  D (Dissability of Neurity)
ü  E ( Ekspose)
ü  F (Full-set of Vital sign)
ü  Pulse Oximetry



3.      Trise two-tier
Sistem ini memerlukan orang kedua yang bertindak sebagai penolong kedua yang bertugas mensortir pasien untuk di lakukan pengkajian lebih rinci.

4.      Triase Expanded
Sistem ini dapat di tambahkan ke sistem komprohensif dan two-tier mencakup protokol penanganan:
1)      Pertolongan pertama (bidai, kompres, rawat luka)
2)      Pemeriksaan diagnostik
3)      Pemberian obat
4)      Tes lab (Darah, KGD, Urinalisis, dll.

5.      Triase Bedside
Pasien dalam sistem ini tidak di klasifikasikan triasenya, langsung di tangani oleh perawat yang bertugas, cepat tanpa perlu menunggu antri.

Penatalaksanaan kegawatdaruratan meliputi :
1.      pengenalan segera kondisi gawat darurat
2.      stabilitasi keadaan pasien
3.      pemberian oksigen
4.      infus
5.      terapi cairan
6.      tansfusi darah
7.      pemberian medikamentosa

Pelayanan gawat darurat tidak hanya memberikan pelayanan untuk mengatasi kondisi kedaruratan yang di alami pasien tetapi juga memberikan asukan keperawatan untuk mengatasi kecemasan pasien dan keluarga.
Sistem pelayanan bersifat darurat sehingga perawat dan tenaga medis lainnya harus memiliki kemampuan, keterampilan, tehnik serta ilmu pengetahuan yang tinggi dalam memberikan pertolongan kedaruratan kepeda pesien.
Manajemen Gawat Darurat Dalam sebuah pelayanan kesehatan tentunya juga tidak terlepas dari sebuah unit yang menangani kegawatdaruratan dan di rumah sakit biasa kita kenal dengan nama dan istilah Unit Gawat Darurat (UGD). Dan pengertian UGD adalah salah satu bagian di rumah sakit yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cedera, yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya. Di UGD dapat ditemukan dokter dari berbagai spesialisasi bersama sejumlah perawat dan juga asisten dokter. Kali ini Blog Keperawatan akan mencoba share sedikit mengenai manajemen gawat darurat ini dan semoga bisa memberikan manfaat.
Pertolongan pertama merupakan pertolongan secara cepat dan bersifat sementara waktu yang diberikan pada seorang yang menderita luka atau terserang penyakit mendadak. Tujuan yang penting dari pertolongan pertama adalah memberikan perawatan yang akan menguntungkan pada orang-orang tersebut sebagai persiapan terhadap penanganan lebih lanjut lagi nantinya bila memang diperlukan.  Prinsip Manajemen Gawat Darurat diantaranya yaitu :
1.      Bersikap tenang tapi cekatan dan berpikir sebelum bertindak (jangan panik).
2.      Sadar peran perawat dalam menghadapi korban dan wali ataupun saksi.
3.      Melakukan pengkajian yang cepat dan cermat terhadap masalah yang mengancam jiwa (henti napas, nadi tidak teraba, perdarahan hebat, keracunan).
4.      Melakukan pengkajian sistematik sebelum melakukan tindakan secara menyeluruh. Pertahankan korban pada posisi datar atau sesuai (kecuali jika ada ortopnea), lindungi korban dari kedinginan.
5.      Jika korban sadar, jelaskan apa yang terjadi, berikan bantuan untuk menenangkan dan yakinkan akan ditolong.
6.      Hindari mengangkat/memindahkan yang tidak perlu, memindahkan jika hanya ada kondisi yang membahayakan.
7.      Jangan diberi minum jika ada trauma abdomen atau perkiraan kemungkinan tindakan anastesi umum dalam waktu dekat.
8.      Jangan dipindahkan (ditransportasi) sebelum pertolongan pertama selesai dilakukan dan terdapat alat transportasi yang memadai.
Dalam beberapa jenis keadaan kegawatdaruratan yang telah disepakati pimpinan masing-masing rumah sakit dan tentunya dengan menggunakan Protap yang telah tersedia, maka perawat yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat dapat bertindak langsung sesuai dengan prosedur tetap rumah sakit yang berlaku.  Peran ini sangat dekat kaitannya dengan upaya penyelamatan jiwa pasien secara langsung.  Dalam kegawatdaruratan diperlukan 3 kesiapan, diantara sebagai berikut.
1.      Siap mental, dalam arti bahwa ”emergency can not wait”. Setiap unsur yang terkait termasuk perawat harus menghayati bahwa aritmia dapat membawa kematian dalam 1 – 2 menit. Apnea atau penyumbatan jalan napas dapat mematikan dalam 3 menit.
2.      Siap pengetahuan dan ketrampilan. Perawat harus mempunyai bekal pengetahuan teoritis dan patofisiologi berbagai penyakit organ tubuh penting. Selain itu juga keterampilan manual untuk pertolongan pertama.
3.      Siap alat dan obat. Pertolongan pasien gawat darurat tidak dapat dipisahkan dari penyediaan/logistik peralatan dan obat-obatan darurat.

2.2     Tanda dan gejala kegawatdaruratan
Kata triase (triage) berarti memilih. Jadi triase adalah proses skrining secara cepat terhadap semua anak sakit segera setelah tiba di rumah sakit untuk mengidentifikasi ke dalam salah satu kategori berikut:
·         Dengan tanda kegawatdaruratan (EMERGENCY SIGNS): memerlukan penanganan kegawatdaruratan segera.
·         Dengan tanda prioritas (PRIORITY SIGNS): harus diberikan prioritas dalam antrean untuk segera mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan tanpa ada keterlambatan.
·         Tanpa tanda kegawatdaruratan maupun prioritas: merupakan kasus NON-URGENT sehingga dapat menunggu sesuai gilirannya untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan.

Tanda kegawatdaruratan, konsep ABCD:
·         Airway. Apakah jalan napas bebas? Sumbatan jalan napas (stridor)
·         Breathing. Apakah ada kesulitan bernapas? Sesak napas berat (retraksi dinding dada, merintih, sianosis)?
·         Circulation. Tanda syok (akral dingin, capillary refill > 3 detik, nadi cepat
·         dan lemah).
·         Consciousness. Apakah anak dalam keadaan tidak sadar (Coma)? Apakah kejang (Convulsion) atau gelisah (Confusion)?
·         Dehydration. Tanda dehidrasi berat pada anak dengan diare (lemah, mata cekung, turgor menurun).
Anak dengan tanda gawat-darurat memerlukan tindakan kegawatdaruratan segera untuk menghindari terjadinya kematian.

Kita juga dapat menilai tanda dan gejala dari kegawatdaruratan dengan melihat apakah pasien dalam keadaan koma, kejang, atau dehidrasi. 
1)      Apakah anak koma? Periksa tingkat kesadaran dengan skala AVPU:
·         A: sadar (alert)
·         V: memberikan reaksi pada suara (voice)
·         P: memberikan reaksi pada rasa sakit (pain)
·         U: tidak sadar (unconscious)
Jika anak tidak sadar, coba untuk membangunkan anak dengan berbicara atau mengguncangkan lengan anak. Jika anak tidak sadar, tetapi memberikan reaksi terhadap suara, anak mengalami letargis. Jika tidak ada reaksi, tanyakan kepada ibunya apakah anak mempunyai kelainan tidur atau susah untuk dibangunkan. Lihat apakah anak memberikan reaksi terhadap rasa sakit atau tidak. Jika demikian keadaannya berarti anak berada dalam keadaan koma (tidak sadar) dan memerlukan pengobatan gawat darurat.
2)      Apakah anak kejang? Apakah ada kejang berulang pada anak yang tidak memberikan reaksi?
3)    Apakah mata anak cekung? Tanyakan kepada ibunya apakah mata anak terlihat lebih cekung daripada biasanya.  Apakah cubitan kulit perut (turgor) kembali sangat lambat (lebih lama dari 2 detik)?  Cubit kulit dinding perut anak pertengahan antara umbilikus dan dinding perut lateral selama 1 detik, kemudian lepaskan dan amati.
4)      Pada saat melakukan penilaian tanda kegawatdaruratan, catat beberapa tanda prioritas yang ada:
ü  Apakah ada gangguan pernapasan (tidak berat)?
ü  Apakah anak tampak lemah(letargi) atau rewel atau gelisah?

2.3     Penyebab kegawatdaruratan
Kegawatdaruratan dapat terjadi dimana dan kapan saja.  Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan kegawatdaruratan tersebut.   Penyebab-penyebab tersebut antara lain:
a)      Kecelakaan (Accident)
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai factor yang datangnya mendadak, tidak dikehendaki sehinga menimbulkan cedera (fisik, mental, sosial).

b)      Cedera Masalah kesehatan yang didapat/dialami sebagai akibat kecelakaan.
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
1.       Tempat kejadian
a.       kecelakaan lalu lintas
b.      kecelakaan di lingkungan rumah tangga
c.       kecelakaan di lingkungan pekerjaan
d.      kecelakaan di sekolah
e.      kecelakaan di tempat-tempat umum lain seperti halnya: tepat rekreasi, perbelanjaan, di arena olah raga dan lain-lain.
2.       Mekanisme kejadian
Cedera akibat kecelakaan dapat terjadi akibat mekanisme tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
3.       Waktu kejadian
a.       Waktu perjalanan (traveling/trasport time)
b.      Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain- lain.

c)      Bencana Alam
Peristiwa atau rangkaian peritiwa yang disebabkan oleh alam dan atau manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia.  Kerugian harta benda, kerusakan Iingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan merupakan akibat dari peristiwa tersebut.

d)     Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dan salah satu sistem/organ di bawah ini yaitu :
1.        Susunan saraf pusat.
2.       Pernapasan.
3.       Kardiovaskuler.
4.       Hati
5.       Ginjal
6.       Pancreas

Penyebab Kegagalan Organ :
1.       Trauma/cedera3 2.
2.       lnfeksi 3.
3.       Keracunan (poisoning) 4.
4.       Degenerasi (failure) 5.
5.       Asfiksia 6.
6.       Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessive loss of wafer and electrolit) 7.
7.       Shock 8.
8.       perdarahan akut 9.
9.       tumor / kanker

Kegagalan system organ susunan saraf pusat, kardiovskuler, pernapasan dan hipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat (4-6 menit), sedangkan kegagalan sistim/organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lebih lama.














BAB III
PENUTUP

3.1     Kesimpulan
Kegawatdaruratan adalah suatu kondisi dimana seseorang membutuhkan pertolongan dengan segera untuk mempertahankan hidup dan mengurangi resiko kematian dan kecacatan.  Kegawatdaruratan dapat terjadi baik pada penanganan obstetric maupun neonatal.  Jenis-jenis dari kegawatdaruratan yaitu ; (1) Gawatdarurat, (2) Gawat Tidak Darurat, (3) Tidak gawat tapi darurat, (4) Tidak gawat darurat.
Ada banyak hal yang dapat menyebabkan seseorang berada dalam kondisi gawat darurat.  Salah satunya adalah kecelakaan.  Dalam penatalaksanaan kegawatdaruratan, kita harus segera menilai keadaan pasien dengan segera.  Kita bisa menggunakan sistem triase dalam menghadapi kegawatdaruratan.  Jadi, kita sebagai petugas kesehatan harus sigap dalam menghadapi kegawatdaruratan untuk mencegah kematian dan kecacatan

3.2     Saran
Penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya agar dapat melengkapi materi yang ada dalam makalah ini.  Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
















DAFTAR PUSTAKA


Maryunani, I Anik; Puspita, I Eka. 2013. ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL. Trans Info Media. Jakarta.

Sudirahayu, Wita. 2012. KONSEP KEGAWATDARURATAN. http://wanitanyaharris.blogspot.com/2012/03/add-caption-konsep-kegawatdaruratan.html. diakses pada tanggal 23 Maret 2015.

Akbar, Fredy M.Kes. 2011. Prinsip Dasar Kegawatdaruratan. https://fredynurse.wordpress.com/2011/11/13/prinsip-dasar-kegawatdaruratan/. Diakses pada tanggal 23 Maret 2015.

Margaretha, Caroline. 2013. KONSEP KEPERAWATAN GAWAT DARURAT. https://carolinemargaretha.wordpress.com/2013/08/04/konsep-keperawatan-gawat-darurat/. Diakses pada tanggal 23 Maret 2015.

Koibito, Andi. 2012. KONSEP DASAR PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT. http://andikoibito.blogspot.com/2012/04/konsep-dasar-penanganan-pasien-gawat.html. diakses pada tanggal 23 Maret 2015.


Australia, Infoxchange. 2012. HOSPITAL CARE of CHILD. http://www.ichrc.org/12-catatan-untuk-penilaian-tanda-kegawatdaruratan-dan-prioritas. Diakses pada tanggal 23 Maret 2015.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar